AURA DAN HAKIKAT RAMADAN

Ramadan tahun 1441 hijryah/2020 masehai menjadi Ramadan paling hambar yang pernah saya alami. iyaa, Ramadan kali ini kehilangan auranya yang begitu menghangatkan jiwa yang merasakannya. Bagaimana tidak, kita kehilangan banyak suasana yang menghiasi bulan yang penuh rahmat ini, yang membuat kita selalu rindu terhadap bulan Ramadan. Kita kehilangan kebiasaan kita selama bulan Ramadan, buka bersama dengan teman – teman, pasar sore yang ramai di titik – titik tertentu kota, lantunan sholawat atau ayat suci Al – Qur’an yang dilantunkan oleh anak – anak pengajian masjid, kehangatan tegur sapa yang biasa terjadi waktu sholat tarawih berjamaah di masjid, suara bising anak – anak yang berlarian di kala pulang dari masjid, dan hiruk pikuk suasanan yang biasa terjadi di saat ramadan.
Namun yang terjadi sekarang adalah sebaliknya. Semua orang terpaksa menunda rencana buka bersama dengan teman atau pun orang terdekat, pasar sore yang kehilangan keramaian jual belinya, kesunyian suara pengeras masjid yang hanya mengumandangkan adzan, sandal – sandal yang teramat sedikit yang menghiasi pelataran masjid, hilangnya suara hentakan kaki anak – anak, dan semua kekurangan yang kita rasakan sekarang. Memang sedih menjalankannya, namun itu bukan menjadi sebuah akasan untuk kita tidak bersemangat untuk menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan. Kita juga tidak bisa untuk meyalahkan keadaan, karna apa yang terjadi sekarang adalah kehendak dari Sang Pencipta, kita hanya perlu menjalani dengan ikhlas .
Namun sama seperti bulan Ramadan biasanya, sebagian orang masih belum myadari akan hakikat bulan Ramadan. Menurut saya, puasa Ramadan itu tentang bagaimana kita menahan hawa nafsu. Waktu untuk berpuasa juga full satu bulan tanpa henti. Hanya saja, waktu kita untuk menahan rasa lapar dan dahaga hanya sebatas dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari senja. Kenapa demikian? Seperti yang saya jelaskan di atas, puasa Ramadan itu it’s all about menahan hawa nafsu, karna itulah periode waktu dari puasa bulan Ramadan penuh satu bulan. Menurut saya masa paling sulit saat menjalankan puasa bukan pada saat pertengahan puasa, bukan pada saat siang hari yang melelahkan, namun pada saat menjelang buka dan saat berbuka puasa. Di waktu itu lah hawa nafsu kita di uji dan menentukan puasa kita selama seharian.
Dilihat dari bagaimana orang – orang terburu – buru untuk membatalkan puasanya dan rakus menghabiskan makanannya lantas kekenyangan dan lalai untuk menjalankan sholat yang sebenarnya itu hal yang wajib bagi semua orang muslim. Orang – orang seperti itu hanya menjalankan puasa syariat, yang berpikir bahwa puasa itu sekedar menahan lapar dan dahaga di waktu yang suda ditentukan, tanpa mengetahui hakikat yang terkandung di dalam puasa Ramadan. Dan mereka gagal dalam menjalakan ibadah puasa Ramadan.
Maka dari itu mari kita memahami hakikat puasa Ramadan agar kita mendapatkan manfaat dari ibadah yang kita lakukan, dan juga mari kita ber doa untuk negara dan dunia semoga di bulan yang penuh rahmat ini semua kesulitan dan musibah yang menimpa kita segera di hilangkan oleh Tuhan semesta alam.
Happy Ramadan Kareem, selamat menunaikan ibadah puasa

Karya : Muhamad Arya Pradana
Mahasiswa Filsafat IAIN Surakarta

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SKISMA SANTRI ABANGAN

Diskusi Online "Islam Progresif Memaknai Multireligius Di Era Post-Truth"