KISAH GADIS PERANTAU DI KOTA ORANG

Kebanyakan orang menginginkan hidup dengan bahagia, begitupun juga dengan seorang anak gadis yang menginginkan itu. Mungkin bagi anak perempuan yang lainnya memandang hidup seorang anak gadis ini enak, tidak ada beban yang di pikirkannya, akan tetapi semua yang dilihat dari luar sosok anak gadis ini tidaklah semuanya benar. Memang anak gadis ini mendapat kebahagiaan yang cukup dari keluarganya akan tetapi di satu sisi anak gadis ini sering merasakan kesepian semenjak jauh dari ke dua orang tuanya, kedua orang tua anak gadis ini masih hidup akan tetapi jauh dari anak gadis ini, dia pergi jauh untuk mencari ilmu dan harus merelakan untuk jauh dari kedua orang tuanya. Keadaan jauh yang mengharuskan anak gadis ini tinggal dengan kakek dan neneknya, memang tinggal dengan mereka dia merasakan kebahagiaan akan tetapi kebahagiaan yang di dapat berbeda dengan apa yang di rasakan dengan orang tua. Di saat keadaan ini pun juga yang membuat anak gadis ini selalu di tuntut untuk bisa dalam suatu hal apapaun itu.
Terkadang anak gadis ini berfikir seakan-akan kehadirannya di sini membuat beban hidup neneknya menjadi berat, dari sikap dan perlakuaannya kepada cucu yang lainnya dengan dia berbeda. Dan terkadang pun ucapannya sang nenek yang terlalu melebih-lebihkan keunggulan yang dimiliki oleh salah satu cucunya. Keadaan seperti itu yang membuat anak gadis ini lebih memilih untuk diam mendengar itu semua. Dengan segala keadaan yang di hadapinya, memilih untuk pasrah. Keadaan yang seperti ini sempat membuat anak gadis ini merasakan kurangnya akan kebahagiaan, sehingga terkadang ia mencari kebahagiaan dengan teman-temannya. Jadi tidaklah heran jika ia terlihat sangat bahagia dengan teman-temannya. So, jangan tertalu suka menilai orang dari keadaan luarnya saja karna belum tentu yang terlihat bahagia sama dengan keadaannya yang sekarang beitupun dengan sebaliknya.

Karya : Fadilah Nur Afni
Mahasiswa Filsafat IAIN Surakarta

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SKISMA SANTRI ABANGAN

Diskusi Online "Islam Progresif Memaknai Multireligius Di Era Post-Truth"