Pelatihan Epistemologi Mahasiswa Aqidah dan Filsafat Islam

Prodi Aqidah dan Filsafat islam (AFI) mengadakan pelatihan epistemologi bertajuk " Merawat kebhinekaan, Menjaga Kebudayaan dan Memahami Transformasi Radikalisme" yang dipantik oleh Muhammad Afif Al Ayubi selaku mantan presiden LIMFISA (Lingkar Mahasiswa Filsafat Indonesia)
Rabu (11/03) acara ini diselenggarakan di gedung LAB 303 pukul 15.00. Acara dimulai dengan sambutan dari Franshobbil Enggal P selaku ketua HMPS AFI lalu sambutan dari Ketua panitia yakni saudara Yusuf Nur Rochman. Acara ini dihadir perwakilan setiap kelas 2 mahasiswa AFI.

HMPS AFI dalam menyelenggarakan acara ini mengundang mantan presiden LIMFISA yakni Muhammad Afif Al Ayyubi sebagai pemateri acara ini. Pemateri mengapreasiasi tema yang di angkat yaitu " Merawat Kebhinekaan, Menjaga Kebudayaan, dan Memahami Transformasi Radikalisme" ia  memaparkan bahwasanya dalam hal kebudayaan juga memiliki masalah yang biasa disebut Budaya massa, yaitu dimana produk diciptakan semata-mata untuk pasar. Sehingga itu berimbas kepada lunturnya budaya tradisional.  Hal ini lebih berbahaya dari radikalisme , budaya massa istilah ini diangkat dari pemikiran Herbert Marcus seorang filsuf abad 20 dari Mazhab Frankfurt. Mengenai budaya massa beliau mencontohkan dalam sebuah acara ceremonial pasti tidak ada kursi kosong karena orang cenderung pada budaya massa yang banyak yang mana itu yang akan di ikuti. Ini sebenarnya hanya budaya formal yang tidak berdampak apa apa. Budaya semacam ini kemudian menghilangkan kemandirian berfikir, dan berdamapak pada masalah pendidikan. Masalah semacam ini dapat dilihat bahwasanya mahasiswa banyak yang minim literiasi bahkan dalam kelas perkuliahan tidak sedikit ditemui mahasiswa yang membuat makalah hanya tinggal copy paste.

Pemateri juga menyinggung pendidikan hari ini bahwasanya peran sekolah tidak terlalu signifikan, karena pendidikan hari ini hanya menjadi budaya formal dan budaya massa yang diikuti banyak orang dan kemandirian berfirkir juga sudah tidak ada.

Setalah pemaparan materi dilanjut diskusi yang memunculkan dua pertanyaan mengenai filsafat yang dikaji hanya berkiblat di Yunani, pemateri menyampaikan  hal ini terjadi karena pemikiran para filsuf yang ditemukan hari ini berangkat dari Yunani  dan dalam memahami pemikiran para filsuf kita akan mengalami kesukaran jika mulai dari tengah atau melompati pemikiran tokoh-tokoh sebelumnya karena pemikiran setiap tokoh itu pasti dipengaruhi tokoh sebelumnya.

Setelah acara selesai ditutuplah dengan makan dan foto bersama.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SKISMA SANTRI ABANGAN